Cerita dari Zlin, Republik Ceko - Vienna Trip [ Nyasar, Hostel, dan Makanan Mahal ]
February 24, 2016
Perjalanan ke Vienna
dimulai tetap dari Zlin. Pertama-tama kita bertiga naik bus dari Zlin ke Brno
durasi 1,5 jam. Lagi-lagi gue tekankan supaya memilih kursi bus yang
ditengah-tengah biar gak mabok darat kaya kita bertiga.
Setibanya di Brno
pk.09:30 kita masih harus menunggu bus
ke Vienna. Bus baru tiba 2 jam lagi. Jadi kami memutuskan untuk sarapan dulu di
sebuah cafe ‘yang buka’ ( Karena hari Sabtu dan Minggu hampir semua toko tutup
atau buka setengah hari saja ).
Lanjut duduk di bus selama
2 jam menuju Vienna. Bus dalam negri dan bus yang keluar negri ternyata beda
dalemnya. Bus keluar negri seperti yang kami naiki punya TV di setiap kursi dan
ada banyak pilihan film walau mayoritas hanya tersedia dalam bahasa Ceko. Tapi,
jangan harap bisa nonton kalau mabok darat kayak gue. Di perjalanan kalau nggak
mabok darat bisa liat pemandangan indah dari jendela. Kalau mabok darat yaudah
tidur aja!
Bus PP Zlin-Brno-Vienna : 24.8 € ( sekitar Rp.370,000,-)
Sampai di Vienna kita
turun di U2 Stadion. Begitu turun kita disapa sama angin. Angin waktu itu
kueeenceeengg banget. Sampe-sampe mau jalan aja kadang ketiup angin. Tadinya
kita berencana akan jalan kaki ke hostel karena kebiasaan selama di Zlin kita selalu
jalan kaki kemana-mana kali ya....ciee...sombong :p
Tau-taunya pas udah di
terminal kita malah celingak-celinguk dengan kepala masih agak pusing dan
pengen muntah akibat mabok darat. Vienna ternyata beda banget sama Zlin dan
Brno. Kita tengok kanan kiri manusianya dikit banget, mungkin karena letak
terminal ini emang agak di pinggir kota kali ya. Karena nggak mau ambil resiko
masuk angin akut akhirnya kita menyerah dan memutuskan nggak jalan kaki. Tapi
naik apa? Lagi-lagi kita masih celingak-celinguk akibat mabok darat.
Tapi celingak-celinguk
kita membawakan hasil, yaitu nemu tempat informasi! Hehehe.. Si petugas
informasi pun ngasih tau kita harus naik U-Bahn ( Subway ) jalur U2 dari
Stadion – Schottenring dan dari situ kita disuruh jalan atau kalau nyasar tanya
orang lagi.
Stasiun U-bahn di Stadion
Jalan kaki 1 menit dari tempat turun bus.
Menunggu kereta menuju Schottenring
Kita lalu beli tiket
sekali jalan seharga 2.2 € lalu kita validate di mesin warna biru yang selalu
ada sebelum memasuki stasiun. Kereta
melaju cepat dan nggak lama kita sudah sampai di Scottenring. Keluar dari
stasiun Scottenring suasana sepi dan hening abis. Cuma ada beberapa orang
lewat. Mau nanya juga kepriben. Akhirnya berbekal peta dari petugas informasi,
kita cari tau jalan ke hostel. Tentunya kita buka peta di tempat yang agak sepi
( walau semua tempat disitu sepi sih... soalnya Sabtu ).
sepinya hari Sabtu :(
Saking sepinya kita kira itu mobil lagi parkir, padahal lagi di lampu merah
Dengan modal nekad tanpa adanya akses internet, kita kembali
ke zaman dimana google maps dan waze belum sepopuler sekarang. Nggak lama ketiga otak jenius yang kita miliki langsung bisa melacak dimana keberadaan hostel tersebut! Mengikuti jalan
di peta emang agak membingungkan tapi akhirnya kita ketemu juga sama si hostel
ini.
Melipir buat liat peta di depan toko yang tutup.
Untungnya sepi jadi nggak malu-maluin.
Kita menginap
di hostel Meininger Down Town Franz. Kami memilih kamar untuk 4 orang female
dorm tapi tiba-tiba ditempatin di 6 orang female dorm. Ya... kita sih ojo
dumeh. Tempatnya cozy dan bersih. Cukup memuaskanlah untuk harga yang kita
bayar.
Total menginap
di hostel per orang untuk 2 malam : 22 € ( sekitar Rp.326,000,- )
Cukup terbilang murah kan !?
Kamar isi 6 orang
Toilet sebelah kanan untuk mandi.
Tersedia hairdryer tapi gak ngefek gitu hairdryernya jadi mending bawa sendiri aja.
Ada hand soap, hair and body shower gel juga.
Kamar mandi sebelah kiri buat pipis, pup, dan cuci tangan.
Di setiap kasur ada tempat menaruh kartu nama yang dikasih di resepsionis.
Agak kayak di penjara sih.
Karena
kebanyakan restoran tutup dan pas ada yang buka harganya sekitar 8-9 € ( coba
dikali Rp.15,000,- ), kita akhirnya memutuskan untuk pergi ke BILLA (
Supermarket yang buka saat itu ) untuk beli makanan microwave. Gue memilih
semacam nasi goreng, dan sup kaleng. Untuk
sarapan besoknya kita patungan beli garlic bread yang tinggal di microwave dan
pisang yang satu sisirnya pas ada tiga.
Harga makanan
yang gue beli di BILLA :
Nasi goreng
tapi bukan ± 2.5 € ( sekitar Rp.37,000,- )
Sup
Kaleng 1.5 € ( sekitar Rp.20,000,- )
Ini sedikit
tips kalau mau berhemat di negri orang. Di hostel tersedia dapur kecil, ada
microwave, panci, alat masak, alat makan, kompor, gelas, dan lain-lain. Jadi
lebih baik beli makanan microwave atau patungan beli bahan makanan kalau pergi
rame-rame. Sebetulnya di Meininger ini juga ada free foods alias makanan
geratis. Tapi itu sebenarnya sisa-sisa bahan makanan yang ditinggalin sama
pelancong lain jadi agak sedikit jorok sih... Tapi kalau lo merana banget udah
nggak punya duit ya boleh lah jorok dikit... Ada juga roti yang disediain dari
hostelnya tapi cuma ada sekitar siang-malem.
Setelah makan
kenyang jangan lupa cuci piring! Oh ya, di Meinhenger juga disediakan mesin
cuci dan dryernya sekaligus. Cuma karena kita hanya menginap 2 malam jadi
mendingan bawa pulang cucian dan nyuci di asrama. Tapi kalau lo menginap
semingguan dan berencana akan ke negara lain sehabis dari situ mending nyuci
baju aja sob biar wangi. Hehe
Habis selesai
cuci piring dan perut sudah kenyang, kita pun bergegas keluar untuk memulai
eksplorasi. Susah juga karena kita nggak punya internet saat di Vienna kecuali
di tempat yang ada wifi. Peta manual menjadi andalan kita deh !
Kita awalnya
mau ke Stadtpark tapi keretanya nggak berhenti disana padahal ngelewatin.
Akhirnya kita turun di stasiun selanjutnya dan karena sudah malam kita
memutuskan untuk eksplorasi aja dimanapun kita berada. Kisah selanjutnya akan
gue post di posting berikutnya :)
Semoga
terbantu dengan tulisan gue ya!
Enjoy
0 comments