Cerita dari Zlin, Republik Ceko - Vienna [ The Prater, Toko Indonesia, lalu pulang ]
March 02, 2016
Hari ketiga ini kita akan kembali ke Zlin. Bus akan
berangkat pk.10:40. Pagi-pagi kita udah siap dan pamitan sama penghuni kamar
lainnya. Setelah sarapan, kita langsung berangkat ke The Prater. Kita emang
berencana nggak mau masuk ke dalam The Prater ini. Alasanya? Mahal! Selain
mahal sepertinya kurang cocok untuk anak muda karena bianglala tua ini bakalan
ngebosenin. Sama halnya seperti bianglala yang di Singapura itu loh...
Tidak terlalu menarik....
Dari Schottenring kita naik line warna ungu ke Praterstern.
Turun dari Praterstern tinggal jalan lurus sedikit dan akan meliaht si The
Prater itu. Ternyata The Prater ini juga tutup karena masih pagi. Kita cuma
foto-foto aja sih habis itu langsung lanjut ke Toko Sederhana. Toko Sederhana
adalah salah satu toko bahan makanan Indonesia yang ada di Vienna ini.
Tujuan utama adalah nge-stok beberapa indomie, dan bahan
masak yang selama ini nggak ada di Zlin seperti tepung sagu, royko, sambal
balado, dan lain-lain.
Toko ini letaknya tidak jauh dari The Prater tapi kalau mau
langsung ke toko ini mendingan turun di Messe-Prater. Lokasinya ada di sebelah
supermarket BILLA. Tapi hati-hati karena di dekat-dekat sana juga ada BILLA
lain.
Sesampainya di Toko Sederhana, begitu buka pintu langsung
terdengar suara wanita yang sedang telfon dalam bahasa Jawa. Hal itu nggak
mungkin terjadi di Zlin... hahaha
Kitapun langsung borong belanja dan ketika di kasir kita
sedikit ngobrol-ngobrol sama sipemilik toko. Ternyata dia orang asli Malang dan
pindah ke Bali bersama suaminya yang merupakan orang Austria. Berhenti bisnis di Bali, mereka pun pindah ke
Austria dan memulai hidup disana. Pemilik toko ini sudah 5 tahun tinggal di
Austria. Bukan main ya...
Sedikit info aja, harga makanan di toko ini emang nggak
semurah di Indonesia tapi nggak mahal-mahal banget kok. Perbedaannya mungkin
5-15 ribu. Oh ya, ada juga semacam petai, ikan asin, sereh, pandan, dan lainnya
dalam kemasan beku. Nah, khusus makanan-makanan beku ini, harganya lumayan
mahal. Misalnya petai satu tempat makan sedang harganya 100ribu.
Bijaklah memilih mana yang benar-benar butuh dan yang masi
bisa ditoleransi supaya tidak berakhir kere di Eropa hahaha!
Seusai puas berbelanja, kita langsung naik u-bahn dari
Messe-Prater ke Stadion untuk naik bus kembali ke Zlin.
Demikianlah perjalanan gue dan kedua teman gue ini. Kesan
gue pribadi terhadap Vienna adalah
-
Kotanya penuh dengan musik, bangunan tua, dan
seni.
-
Transportasi umumnya mudah dimengerti.
-
Banyak orang Indonesia disana, seperti gue
ketemu orang Indonesia pas di lampu merah dan pas sarapan pagi di Hostel.
-
Mahal!
Ya, segitu aja deh untuk postingan mengenai Vienna. Semoga
terbantu ketika mau pergi kesana ya!
0 comments